3.03.2012

Hak warga negara Indonesia

HAK KITA SABAGAI WARGA NEGARA INDONESIA

Menurut saya, sangat banyak Hak warga negara Indonesia yang diabaikan dan tidak diperhatikan oleh pemerintah. Contoh sebagian kecilnya adalah sebagai berikut :

1. Tiap-tiap warga negara berhak mendapat pengajaranDari dahulu sampai sekarang masih banyak penduduk di muka bumi Indonesia yang belum dapat pengajaran mulai dari suku-suku dipedalaman sampai orang-orang miskin yag sudah berada di kota besar di indonesia, susah untuk dapat untuk sekolah karena terhalang biaya, dan juga tidak banyak yang memberikan fasilitas sekolah gratis, walaupun ada tapi syarat dan ketentuan sangat sulit untuk dipenuhi bagi kalangan tidak mampu karena zaman sekarang walaupun bicara gratis tapi tetap saja keluar biaya sehingga kalangan bawah / orang-orang miskin tidak mampu untuk memenuhinya. 

2.   Hak untuk diperlakukan yang sama di dalam hukum dan pemerintahanApakah yang sekarang terjadi di negeri ini, hukum bisa dibeli, dipermainkan sampai orang yang berduit tapi melanggar hukum berkeliaran bebas tidak ditangkap padahal dia bersalah. Banyak rakyat yang tertindas dengan apa yang sekarang terjadi di negeri ini, seperti orang yang korupsi bermilyaran masih bebas kemana saja tanpa ditangkap apalagi ditindak lanjuti prosesnya, sedangkan yang hanya mencuri sandal, kakao yang harganya sangat-sangat murah tapi dihukum sangat berat.
Banyak yang bilang yang kaya makin kaya, tapi yang miskin semakin melarat... hukum tidak jadi persoalan asalkan ada uang, hakim jaksapun tunduk. Sampai kapan ini terus terjadi padahal negeri kita bersuku-bangsa, dan banyak yang menjunjung tinggi agama yang mendasar pada pancasila sila pertama. Tapi kebanyakan malah munafik, hanya sumpah dengan bicara di depan dewan tapi amanat rakyat tidak dipegang malah dipermainkan semaunya.

3. Bicara mengeluarkan pendapat sekarang Banyak dari tiap tiap daerah bicara hanya bicara, beri pendapat tapi banyak yang tidak ditanggapi pemerintah, makanya jangan heran sekarang setiap demonstrasi tidak berujung bentrok, karena memang pendapatnya tidak mau di dengar Padahal awalnya stiap pemimpin, anggota dewan berani bicara dirakyat banyak sampai ikut-ikut berpanas-panasan agar bicarany dapat didengar rakyat apabila dia nanti terpilih, dia berjanji dengan janji yang sampai ia bersumpah, tapi setelah jadi jangankan rakyat beri pendapat, dia saja tidak mengenali siapa kita dan dia lebih mementingkan bertemu orang diluar wilayah yang sudah terkenal ketimbng dia mendengarkan pendapat rakyat yang awalnya membuat dia menjadi seperti ini. itulah sampai sekarang terus terjadi tuntutan rakyat hanya jadi tontonan, tapi bukan untuk berfikir memecahkannya, malah dia asyik berpangku tangan menkamati jabatan kedudukannya pribadi ketimbang rakyat.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar